Furukawa Battery – Pengendara motor tentu pernah mengalami dilema seperti ini. Mau mengisi BBM tertentu antreannya panjang. Lalu karena diburu waktu, dan kebetulan BBM di tangki sudah ‘sekarat’, akhirnya mengisi dengan BBM yang tidak biasa dipakai. Sekali dua kali tidak masalah. Namun kalau berkali-kali, baca tuntas artikel ini.
Banyak info beredar bahwa perilaku seperti itu bisa membuat mesin motor menjadi cepat rusak. Lantas, apakah benar seperti itu atau hanya mitos saja? Donald Jhohanson Pakpahan, pemilik bengkel SM Garage di kawasan Pulogebang, Jakarta Timur mengatakan, sebaiknya hindari gonta-ganti jenis BBM, terutama pada motor besar alias moge.
“Pakailan BBM yang sesuai dengan spesifikasi motor yang dipakai,” kata Donald kepada KompasOtomotif melalui pesan singkat belum lama ini.
Donald memperingatkan soal perilaku itu berkaitan dengan perbedaan tekanan ke mesin. Bahkan dapat menimbulkan terjadinya “knocking” yang tinggi dan mengakibatkan mesin kurang bekerja dengan maksimal. Ujung-ujungnya, bahan bakar menjadi lebih boros lagi.
Jadi, sebaiknya dihindari saja.
Perilaku yang berkaitan dengan gonta-ganti BBM tadi adalah fenomena mengoplos BBM. Karena antrean yang panjang tadi, demi memperoleh BBM dengan angka oktan (RON) yang sama dilakukanlah pengoplosan antara BBM dengan oktan rendah dengan BBM oktan tinggi. Katakanlah demi mendapatkan RON 90, maka dioploslah BBM dengan RON 88 dan RON 92.
Berkaitan dengan dua hal tadi, dosen Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) Tri Yuswidjajanto mengatakan bahwa gonta-ganti atau melakukan oplos BBM sangat tidak disarankan.
“Tangki yang seharusnya sudah bersih, bisa kotor kembali karena bahan bakar yang tidak beraditif muncul lagi. Efek clean up memang ada, tetapi tidak bisa mengikis semuanya,” kata Tri seperti dikutip Kompas.com.
Yus, begitu Tri Yuswidjajanto biasa dipanggil, menjelaskan bahwa premium tidak ada aditifnya. Jika dioplos, RON akan sama, namun konsentrasi aditif di Pertamax akan turun jadi setengahnya. Dengan begitu, bisa jadi aditifnya tidak bekerja maksimal. “Atau bahkan tidak bekerja sama sekali.”
Dengan kata lain, Yus menggambarkan bahwa ketika konsumen mengoplos bensin, kadarnya akan sama saja beli Premium. Lebih jauh, artinya bahwa konsumen akan rugi jika mengoplos, karena efektivitas aditif pada Pertamax bakal tidak maksimal.
Jika belum percaya, Yus bilang, ” Kalau mau nyoba gampang. Bandingkan pada sepeda motor setelah dibersihkan ruang bakar dan katup-katupnya, diisi oplosan atau Premium stasioner 50 jam, dengan sepeda motor yang pakai Pertalite. Hasilnya akan beda.”
Foto: carfromjapan.com