Furukawa Battery – Masyarakat beranggapan bahwa dengan menggunakan kaca film, panas yang masuk ke kabin bisa berkurang. Alhasil, kerja AC dalam mendinginkan kabin berkurang. Efek selanjutnya bisa menghemat BBM karena AC tak perlu kerja keras.
Benarkah demikian?
Menjawab pertanyaan itu, Lianto Winata V, Business Development Director PT V-Kool Indo Lestari secara tidak langsung mengiyakan. “Secara langsung tidak punya peran yang begitu penting untuk hal efisiensi BBM. Namun, dengan menggunakan kaca film kerja pendingin kabin (AC) tidak terlalu maksimal, karena sudah dibantu dengan fungsi pelapis kaca itu, seperti mereduksi sinar matahari yang masuk ke ruang mobil. Intinya, karena AC itu tidak perlu bekerja maksimal, jadi kita bisa hemat bensin,” kata Lianto.
Namun, seberapa besar keiritan itu yang sulit ditentukan sebab banyak faktor yang menentukan. Seperti gaya mengemudi seseorang yang berbeda-beda serta kondisi jalanan.
Akan tetapi, tak semua kaca film bisa menyerap panas dengan baik. Meskipun kaca sudah hitam atau gelap, namun nyatanya masih bisa meneruskan pancaran ultraviolet (UV) Matahari penyebab panasnya udara. Jadi, pilihlah kaca film yang spesifikasinya sudah mampu menolak panas dan sinar UV.
Dari harga, tentu saja kaca film dengan kriteria seperti itu lebih mahal dibandingkan dengan kaca film yang asal gelap. Hanya saja perlu diingat bahayanya terpapar sinar UV dalam jangka panjang.
Christoper Sebastian, CEO Makko Group – distributor merek kaca film di Indonesia – mengatakan bahwa kaca film yang tidak bisa menolak panas dan sinar UV itu bisa menyebabkan kanker kulit atau mata menjadi katarak. “Masyarakat Indonesia belum sadar soal itu, kalau di luar negeri sudah,” ujar Christoper.
Saat ini kita dengan mudah mendapatkan kaca film yang sudah punya spesifikasi seperti di atas. Harganya mulai dari Rp 600.000-an hingga jutaan rupiah.
Nah, tak apalah mahal sedikit, karena selain bisa bikin irit BBM, juga menghindarkan kita dari penyakit.
Sumber: Kompas.com dan Otomania.com
Foto: Designed by Freepik