Furukawa Battery – Meski tak menimbulkan banyak korban seperti kasus kecelakaan di tanjakan Emen, Subang, pada 10 Februari 2018, yang menimbulkan korban 27 orang tewas, namun masalah rem blong pada kendaraan roda dua berjenis matic patut diperhatikan juga. Seperti unggahan akun Instagram @roda2blog yang mengunggah foto kecelakaan skuter matik Honda Vario. Tidak disebutkan di mana dan kapan kecelakaan itu terjadi. Namun disebutkan penyebab kecelakaan itu karena rem blong saat melintasi jalur turunan yang cukup tajam.
Kejadian itu bukan pertama kali, setidaknya di akun yang sama, dua hari yang lalu (8/3/2018) kembali mengunggah foto kecelakaan skuter matic akibat rem blong saat melewati turunan di jalur Dieng – Bawang. Unggahan ini sudah di-like sebanyak 825 (per 10/3/2018) dan dijejali sekitar 105 komentar.
Berbeda dengan motor “bergigi”, motor matic memang mudah dalam pemakaian namun ada yang kurang dipahami oleh awam. Ya, tidak adanya pengereman oleh mesin (engine brake) saat melaju membuat motor ini benar-benar mengandalkan dua rem di dua roda saat melaju di turunan.
Masalahnya, ketika kedua rem itu ditekan terus menerus, terjadi pemanasan pada kaliper atau kepala babi jika rem itu berbentuk cakram. Nah, seal-nya memuai sehingga piston jadi macet. Ketika piston macet, rem menjadi tak berfungsi karena kampas tidak bisa menekan cakram.
Menekan rem terlalu lama juga membuat permukaan logam menjadi licin sehingga pengereman menjadi tidak maksimal.
“Tapi, rem blong itu diakibatkan beberapa faktor. Bisa juga pada saat penggantian kampas lama dengan kampas baru, lalu ada juga posisi minyak rem tidak di-check,” kata Kepala Bengkel AHASS (Astra Honda Authorized Service Station) Daya Motor Cibinong, Asep Suherman, kepada liputan6.com.
“Yang pasti jika di saat ganti rem dan rem tersebut normal. Tapi saat digunakan dan di turunan terjadi blong, itu dikarenakan kebanyakan menggunakan rem dan kecepatan tidak berimbang. Jadi terjadi panas,” pungkasnya.
Agar terhindar dari rem blong saat melaju di turunan, Siswanto yang merupakan instruktur keamanan dari Wahana Honda mengingatkan untuk mengatur penggunaan rem depan dan belakang sedemikian rupa sehingga tidak ada yang dominan. Jangan lupa periksa kondisi kampas dan oli rem secara berkala.
Posisi yang tepat adalah pengendara harus siap melakukan pengereman dengan rem belakang. Gunakan empat jari untuk mengaktifkan rem belakang. Saat menggunakan rem belakang ini, bantu pengendalian laju motor dengan rem depan sedikit demi sedikit.
“Ingat, jangan meletakkan jari di atas tuas rem depan. Ini yang kadang tidak disadari. Pengendara sudah menekan rem sejak lama, lalu kampas rem menjadi panas dan blong. Jauhkan tangan dari tuas rem,” kata Siswanto.
Selain itu, perlu diperhatikan pula jarak dengan kendaraan di depan kita. Aturlah jarak yang seaman mungkin sehingga dapat memberi kesempatan melakukan recovery saat mengerem secara mendadak.
Di balik kemudahan matic, tersimpan “keribetan” juga kan?
(Dari berbagai sumber)
Foto : Instagram Roda2Blog